Kamis, 22 Desember 2011

Tragedi Bandara

Xixixi,, dari judul cerita di atas, udah di pastikan pasti ceritanya sadis... Uh Uh, pedes.. okeh.. langsung ke cerita, cekiprot..


Siang hari yang nyebelin.. Aku dengan Bang Rezy udah siap-siap ke bandara buat jemput Mama dari Jakarta. Belum juga siap2, bang Rezy udah ngerutuk gak jelas
"Eh, cepatlah, Mama ntar lagi sampai" Bang Rezy ngomel2 panjang-lebar gak jelas
"Iya iya, sabar dikit kan bisa"
"Gak bisa dikit, harus banyak..." celetuk bang Rezy lalu pergi ke mobil. Eleh, susahnya punya abang sepupu kayak gitu... Aneh-tapi-Nyata.
Setelah siap2 pakai kerudung, parfum (perlu tuh..), ama sepatu sandal model balet, Aku langsung cepet2 masuk ke mobil supaya tuh makhluk gak ngomel2 panjang-lebar. Aku duduk di kursi bagian depan sambil memegang headshet (tulisannya betul gak) di tangan, tapi percuma juga bawa headshet, gak dipakai juga, wong Aku pakai kerudung (sedeng-mode-on). Mobil pun berjalan dengan lancar, sekali-sekali Aku mulai cerewet berkomentar tentang kejadian di jalanan
"Ih, apaan sih tuh cewek, badan gendut, tapi motor nya kecil.. gak cocok.."
"Ih, ribut be anak ni... diam.." eleh... nih abang yang, orang berkomentar gak didukung... Aneh-tapi-Nyata. Saat sampai di Simpang Kawat, Mama tiba2 nelpon, berarti, udah nyampe
"Assalamuallaikum, cori dimana"
"Waalaikumsallam, cori di simpang kawat ma, mama di mana"
"Walah, mama udah sampai di bandara. Yaudah. cepat2,"
"Iya ya.. assalamuallaikum"
"Waalaikumsalam" telepon pun terputus.
"Bang, cepet dikit, mama lah sampai" ujar ku kepada si abang
"Io io..." Bang Rezy dengan kecepatan maut melaju bagaikan pembalap internasional yang mati gaya. Setelah beberapa menit duduk di mobil, akhirnya sampai juga di bandara. Setelah pengambilan karcis dan ba-bi-bu-be-bo akhirnya kami dapat juga tempat parkir yang ternyata MENYIKSA
- Ramai dan gak aman
- Panas
- Jauh dari tempat penjemputan
"Cori aja gih yang kesana.." ucap Bang Rezy polos dengan tampang tak berdosa. Hari gini, pada nyuruh2 adiknya berpanas-panasan, apa kata Dunia !. Terpaksa Akun turun dengan muka lemes... mencari-cari Mama mana sih... Setelah keliling bandara (gak sampai segitunya kalee..) mencari Mama akhirnya ketemu juga
"Hai anakku" ucap Mama manja sambil memeluk Aku. Aku sih cuma diem dan gak peduli sama orang2 yang ngeliatin aksi ini. Enjoy......


>.<

Selasa, 20 Desember 2011

Hantu ?..

Assalamuallaikum Wr.Wb

"Rin, Mama mau pergi ke rumah tante Indah ya" ucap Mama kepada Ririn yang asyik membaca buku novelnya (Curcol Kantor >> Ngelirik Mbak Anjar)
"Hah, Ririn ikut ma..." paksa Ririn sambil menutup novelnya
"Ah, gak usah, ini penting. Urusan keluarga..." ujar Mama nya yang sudah berlalu dari rumah
"Yah, sendiri" gumam Ririn dalam hati. Ia kembali membaca bukunya. Ini adalah pertama kali ia ditinggal sendiri di rumah. Perasaan takut sudah menyelimuti hatinya
"Aduh, apa aku telepon Sabrina aja ya" tutur Ririn. Ia segera mengambil hp nya, tapi, Ririn lupa di mana letak hp nya
"Aduh, mana ya.." gumamnya sambil mencari-cari di sekeliling ruang tamu. Setelah di cari2, akhirnya Ririn ingat di mana letak hpnya itu
"Oh ya, Hp ku ada di dapur.." kata Ririn. Saat mau beranjak dari kursi, tiba2..
"Prang..." terdengar suara pecahan gelas dari dapur
"Allah tuhanku.." ucapnya terkejut. Dia jadi tidak berani untuk pergi ke dapur
"Si..siapa yang pecahin gelasnya.." teriak Ririn ketakutan...
"Assalamuallaikum" kata seseorang dari pintu rumah Ririn..
"Siapa, maling ya.." teriak Ririn kesal
"Ih, enak aja, ini aku, Sabrina" kata orang itu yang ternyata Sabrina
"Oh, waalaikumsallam.." balas Ririn sambil berlari menuju pintu
"Untung aja ada kamu Sab, ayo masuk dulu"
"Memangnya kenapa?" tanya Sabrina sambil masuk ke rumah Ririn
"Ini loh, waktu aku mau ngambil Hp ku kedapur, tiba2 ada yang mecahin gelas. Padahal cuma aku yang ada di rumah ini. Jangan2, itu hantu.." jelas Ririn
"Hantu? gak ada kata hantu di dunia ini. Ya udah, aku mau lihat ke dapur" tegas Sabrina
"Eh jangan.." cegat Ririn, tetapi Sabrina sudah berjalan menuju dapur. Terpaksa Ririn mengikuti Sabrina. Saat Sabrina memasuki dapur, ia malah tertawa
"Ha ha ha, Ririn, makanya jadi orang jangan penakut.." kata Sabrina sambil tertawa
"Apanya...?"
"Yang mecahin gelasmu itu kucing, bukan hantu.." kata Sabrina. Ia malah menggendong kucing itu
"Jangan nakal lagi ya..." ucap Sabrina kepada kucing itu
"Oh... jadi..." tutur Ririn terbata-bata
.......................................................
JANGAN PERCAYA MA HANTU YA,,

Bukan Lagi "Triangel Love"

Rina, hanya bisa duduk termenung di kamarnya. Yang ia pikirkan, antara John, dan Nanda. Ke dua lelaki itu sama-sama menyukainya. Dia hanya bisa bingung, memilih yang mana. Lagi pula, mereka bertiga sebentar lagi akan memakai baju toga.
"Cinta yang penuh sesak" gumamnya dalam hati
"Tok tok tok" terdengar suara ketukan pintu kamarnya
"Masuk" ujarnya. Ternyata, mbok Minah membawakannya segelas coklat panas
"Ini Rin, coklatnya. Mama mu baru beli coklat.Diminum ya" kata Mbok Minah. Rina hanya bisa tersenyum sambil mengangguk. Ia segera mengambil coklat panas yang ada di meja kecilnya. Saat mau meminum coklat itu, terbayang wajah John dan Nanda
"Astagfirullah, jadi gak bisa minum.." ujarnya sambil menaruh kembali cangkir yang berisi coklat panas dimejanya. Trililit... terdengar panggilan telepon dari BB Rina. Dari layar, tertera sebuah nama, yaitu "John"
Segera Rina mengangkat panggilan itu
"Hy john, napa?"
"Gak ada" kata john singkat lalu mematikan teleponnya
"Aneh tuh anak.. hahahaha" gumam Rina sambil tertawa. Tiba2, BB nya bergetar tanda ada sms yang masuk. Dari: Ririn
"Rina, kita harus les hari ini.."
jawaban:
"Ya,, ya..."
"Capek deh, les lagi.. sinting tuh guru.. -_-" ujar Rina sambil menuju ke kamar mandi
Setelah selesai bersiap-siap, Ia segera mengambil Varionya di garasi, lalu melaju kencang menuju sekolahnya. Setelah sampai di sekolah, ia memarkirkan motornya di tempat khusus
"Rina, sini.." panggil Ririn kepadanya
"Ia ia, sabar dong.."
"Tau nggak, si Nanda sama John akrab banget di kelas.. hahahaha" goda Ririn
"Udah ah, males mikirin mereka.." ujar Rina sambil melangkah menuju ruang kelas. Namun, BB nya kembali berbunyi. Kali ini panggilan telepon dengan nama - No Pribadi -
"Haloo?" ucap Rina
"Hai rin, ini aku Nanda"
"Yang bener, bukannya Nanda udah aku save nomornya, juga, suaranya bukan seperti suara Nanda kok"
"Gak percaya, ini aku Nanda"
"Ih, siapa sih..." ujar Rina sambil memutuskan sambungan teleponnya.
Saat pelajaran berlangsung, Rina hanya bisa menatapi Nanda dengan kesal
"Gue balas kelakuan lo" gumam Rina dalam hati
Setelah pelajaran selesai, Rina terlebih dahulu menghampiri meja Nanda
"Nan, lo ya yang nelpon gue pakai nomor pribadi?" tanya Rina terhadap Nanda
"Ih, siapa sih yang nelpon kamu"
"Tapi kenapa dia bilang itu kamu?"
"Enggak kok."
"Inget ya, aku paling males kalau di teror kayak gituh.."

"Apa lo bilang, lo itu cuma cewe' yang bisanya main marah2.. dasar... anak aneh loh... Bull**** semuanya tentang loh!" teriak Nanda dengan wajah yang memerah terhadap Rina. Rina hanya bisa diam terpaku sendirian di kelas.
Ia segera berlari keluar untuk mengambil Varionya, lalu melaju kencang menuju ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Ia segera memasuki kamarnya dan hanya bisa diam terpaku menatap langit yang lama2 akan menjadi kelam
"Gue gak tau kalau sifatnya kayak gitu. Di tanya baik2, di jawab marah2... gue benci tentang cinta.. cinta itu aneh... aneh." teriak Rina.. Sebutir air bening keluar dari sudut matanya.. Ia menangis
Kini, tak ada lagi terukir wajah Nanda di hatinya... Semua sudah hilang karena Nanda.. Tetapi, ia masih ingat, ada John yang selalu setia untuknya
BUKAN LAGI TRIANGEL LOVE...
.......................................................................................
Hai hai semuanya, bingung kan, kok tiba2 cori nulis sebuah kisah cinta.. padahal cori masih kecil..
Cori nulis ini, karena, ada seorang perempuan yang mengalami kejadian diatas... dan kejadian di atas itu adalah KISAH NYATA. Juga bingung kan, kok yang entar lagi mau pakai baju toga, tapi ada les2an gituh, hahhaha, cori juga gak ngerti (loh, bukannya cori yang nulis..?).. #Sedeng mode-on#


Okeh, cerita ini, gak usah pakai pesan2 segala ya.. males... cori juga gak ngerti apa itu CINTA... ha,,, bosen denger kata CINTA, pengen muak deh...
okeh,, bye bye semuanya.... :* :*

Minggu, 18 Desember 2011

Coklat Impian

Dia.. Sudah terbiasa dengan debu jalanan..
Dia.. juga tidur dengan beralaskan koran..
Selalu berpakaian lusuh...
Sekarang, ia tinggal di sebuah halte yang berada di pinggir jalan..
Semenjak tinggal disitu, kejaran kantib selalu datang untuknya.. Di dalam hidup, baginya tidak ada kata menyerah. Ia bekerja dengan cara mengeluarkan sebuah suaranya yang mengalun merdu.
.......................................................................................................................
Sebenarnya, parasnya cantik, ia masih berumur 7 tahun, ia sudah ditinggal orang tuanya semenjak umur 5 tahun..
Sampai2, ada seorang Ibu yang tertarik untuk menegurnya..
"Dek, namanya siapa?" tanya Ibu tersebut
"Gak tau Bu, saya gak punya nama" jawab anak itu dengan lesu
"Loh, orang tuanya mana?"
"Lagi belikan saya coklat Bu, tapi bu, udah beberapa tahun orang tua saya gak nyamperin saya. Saya saja gak pernah melihat wajah mereka"
"Lah, jadi kamu tau dari mana kalau mereka ingin memberi kamu coklat?"
"Gak tau Bu, mungkin begitu. Soalnya dari kecil saya sudah pernah di asuh oleh seorang Ibu. Dia selalu memberi saya coklat, tapi Ibu itu membuang saya di sebuah hutan dekat alun2 kota bu, makanya, sekarang saya mengira Ibu itu membuang saya untuk membelikan saya coklat. Soalnya persediaan coklat dirumah udah abis"
"Saya gak ngerti apa yang kamu omongin tadi.. Sekarang kamu mau apa?" tanya Ibu itu lagi
"Ya jelas2 coklat bu.." jawab anak itu santai
"Astagfirullah..." Akhirnya, Ibu itu mengajak anak itu untuk membeli coklat di supermarket. Setelah membeli coklat, Ibu itu mengajak anak itu untuk makan di sebuah warung
"Kamu mau makan..?"
"Ia Bu" mereka segera duduk di tempat yang bersebrangan dengan toko baju untuk anak2 karena warung di tempat itu penuh
"Kamu makannya gimana?"
"Maksud Ibu?"
"Oh, maksud saya gimana sih cara kamu mendapatkan sepiring nasi?"
"Ya ngamen lah bu.." percakapan mereka terhenti setelah pelayan datang mengantarkan makanan yang mereka pesan. Setelah selesai makan, Ibu itu mengajak anak ini untuk membeli baju di sebrang jalan sana
"Kita beli baju yok" ajak Ibu itu
"Untuk siapa Bu?"
"Untuk kamu lah.." si Anak hanya mengangguk. Mereka segera menyebrangi jalan raya, lalu masuk ke dalam sebuah toko yang ber-AC
"Kamu pilih baju yang kamu suka ya, Ibu mau lihat2 lagi" ujar Ibu itu. Mereka kemudian berpisah, anak itu asyik memilih-milih baju yang dia suka
"Trililililit (suara BB kalau bunyi telpon gimana sih?)" terdengar suara panggilan telepon dari BB yang dimiliki oleh si Ibu
"Mama, jemput adek sekolah ya" terdengar suara dari sebrang BB si Ibu
"Oh, iya nak.." Si Ibu mematikan teleponnya. Dia segera menghampiri Anak yang sudah diajaknya berjalan.
"Dek, kamu sudah milih bajunya?" tanya Ibu itu
"Udah bu, ini" jawab si Anak sambil menyerahkan baju yang ia pilih. Setelah itu, Si Ibu menyerahkan baju yang anak pilih di kasir. Setelah membayar, mereka segera keluar dari toko baju yang telah mereka hampiri tadi.
"Dek, saya mau pergi dulu ya. Ini coklatnya, dan juga ini bajunya.. Maaf saya harus pergi, saya ada urusan yang sangat penting" ucap si Ibu dengan lembut sambil membelai seorang anak yang ada di depannya
"Iya bu, terimakasih atas pemberian Ibu. Apalagi coklat ini bu" ujar si anak sambil tersenyum menatap Ibu yang ada di depannya. Mereka kemudian berpisah di tengah2 kota.

capek nih,,, hahha, Mau Makan dulu...
See you

pesan2..
"Orang yang selalu berjuang demi kehidupan, suatu saat nanti akan mendaptkan kebahagiaan"

Sabtu, 17 Desember 2011

Indahnya Saat Terbit Fajar

Kukuruyuk... terdengar suara ayam jantan berkokok, menandakan bahwa fajar tlah tiba. Ibu segera keluar dari kamar, lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu, ia membangunkan anak semata wayangnya, Indah.
"Ndah, bangun nak" kata Ibu pelan..
"Hoam.,,, iya Bu..." Indah segera membuka matanya yang dari tadi malam tertutup rapat
"Ayah mana Bu,?" tanya Indah
"Lagi mengambil air wudhu. Ayo wudhuan dulu, kita shalat subuh berjamaah.." jawab Ibu. Indah pergi ke kamar mandi dengan langkah gontai. Setelah mengambil air wudhu, ia segera menyusul Ibu dan Ayahnya untk segera shalat di ruang tengah
"Ayo Ndah, rapatkan syaf nya ya dengan Ibu" tegas Ayah..
"Allahuakbar.." ucap Ayah. Fajar yang sunyi itu, terasa lebih indah jika digemakan dengan suara azan shalat subuh. Setelah selesai shalat, mereka bertiga berdoa bersama. Meminta ampun kepada Yang Maha Esa. Setelah selesai shalat, Indah berlari ke kamarnya untuk tidur kembali, tetapi Ayah menegurnya
"In, kita jogging dulu yok bersama Ibu"
"Hmp... Indah ngantuk yah.."
"Eh, nyesel loh kalau gak jogging..."
"Selain mendapatkan kesegaran tubuh, kita juga bisa melihat indahnya alam pada saat terbit fajar" sambung Ibu.
"Yaudah, Indah gosok gigi sama ganti baju dulu ya.." Indah segera masuk ke kamarnya. Setelah selesai menggosok gigi dan mengganti pakaian, Mereka bertiga pergi keluar rumah.
"Bu, kuncinya ibu yang pegang ya?" tanya Ayah kepada Ibu
"Iya yah." jawab Ibu singkat sambil mengunci pintu. Setelah itu, mereka berlari keliling komplek bersama.
"Wah, udaranya seger ya, gak kayak siang hari, panas.." tutur Indah
"Itulah nikmatnya bangun di pagi hari, apalagi hari minggu begini. Kita bisa jogging untuk mendapatkan kesegaran tubuh, selain itu, kita juga bisa melihat indahnya alam di fajar hari" ceramah Ayah kepada Indah
"Kamu nyeselkan kalau gak ikut kita jogging?" tanya Ibu
"Iya bu.." jawab Indah sambil melihat keadaan alam di pagi hari. Ia merasa lebih santai.
"Andaikan siang hari suasananya seperti ini.." gumamnya dalam hati.
Mereka bertiga asyik berlari santai mengelilingi komplek tempat mereka tinggal.


Hai..Hai.. semuanya, Corin menulis cerita ini karena corin pengen kalau kita menjaga kebersihan alam. Buanglah sampah pada tempatnya, jangan terlalu suka menggunakan produk yang banyak mengeluarkan gas karbondioksida, karena bisa membuat ozon makin menipis. Ntar, bisa2 kita mengalami global warming tingkat tinggi.
Okeh, ada jga amanat yang terkandung dari cerita di atas:
"Syukurilah alam yang ada disekitarmu. Jagalah alam dengan baik, karena itu adalah salah satu dari kehidupan kita."

Jumat, 16 Desember 2011

Si Gembul

"Gembul... Gembul.. sini dong" panggilan itu membuat Rasyid ingin menangis..
"Eh, namaku bukan gembul,tapi Rasyid" ujar Rasyid kepada teman-temannya. Ia segera berlari keluar kelas karena tidak kuat mendengar ejekkan teman-temannya. Oh ya, aku belum ngasih tau nih kenapa si Rasyid dipaggil Gembul, karena badan Rasyid ituloh, enduttt banget, apalagi pipinya,, aduh,, kaya bantal. Itu disebabkan karena Rasyid suka dari kelas 1 suka banget makan coklat yang buat badannya gendut, apalagi nafsu makannya, aduh, kalah deh sama yang nulis #tapi, ngomong-ngomong, si penulis ini sukaaaa banget ama coklat#. Sekarang Rasyid duduk dikelas 3
Kembali ke cerita..
"Pengen nangis, tapi malu.., aku kan cowok" gumam Rasyid dalam hati. Dia juga ingin memberitahu tentang ejekkannya kepada Mamanya, tetapi Rasyid udah berfikir bahwa sebenarnya temennya hanya main-main.
"Teng..Teng..Teng.." bel tanda istirahat selesai pun berbunyi, semua anak berlarian masuk ke dalam kelas mereka masing.
"Eh, ada sih gembul tuh" ucap Andi kepada teman-temannya. Rasyid hanya diam tak berkomentar
"Untung aja ini pelajaran terakhir,,, entar lagi pulang. Jadi aku bebas kena ejekkan" ucap Rasyid dalam hati. Oh ya, ejekkan gembul buat Rasyid terjadi pada semester satu kemarin. Sekarang sudah semester dua, awal diejek gembul, Rasyid tak pernah marah, malahan ikut tertawa, dia ikut tertawa karena bisa menghibur teman-temannya. Tapi ntah mengapa sekarang ia jadi marah karena di ejek Gembul. Kembali lagi ke cerita.
Sepanjang pelajaran, sebenarnya Rasyid ingin pulang, tetapi tinggal setengah jam lagi.
"Teng..Teng..Teng.." bel tanda pulang pun dibunyikan
"Hore..." serempak anak2 kelas 3 U bersorak, apalagi Rasyid
"Baik anak2, waktu sudah habis. Rajinlah belajar di rumah, bereskan buku2 kalian semua. Hmp,, Ibu minta Rasyid yang menyiapkan salam penutup pelajaran. Oke Rasyid.." ujar Bu Irda
"Wah, si Gembul yang menyiapkan" kata Santi. Perkataan itu mebuat seluruh anak 3 U tertawa
"Hahahahahhahahahaha"
"Udah, gak ada yang main ejek-ejekkan. Ayo Rasyid, kamu yang siapkan" kata Bu Irda
"Semua siap, berdoa mulai.." teriak Rasyid tegas. Semua anak kelas 3 U berdoa bersama. Setelah berdoa, Rasyid menyiapkan lagi
"Beri salam kepada Bu Guru"
"Assalamuallaikum Wr.Wb, selamat siang Bu.."
"Selamat siang anak-anak.." semuanya berhamburan dari kursi mereka untuk bersalaman dengan Bu Guru, malahan, ada yang gak sempat salaman kerena keramean #eeh, gak barokah loh belajarnya).
Setelah selesai, Rasyid dengan cepat berlari menuju tangga. Di depan pagar, Mamanya sudah menunggu dari tadi
"Hai nak, gimana sekolahnya" sapa Mamanya kepada Rasyid
"Nyebelin.." tutur Rasyid ketus. Mamanya hanya geleng2 kepala.
Di dalam mobil, Rasyid hanya bisa memasang muka cemberut.
"Ma, Rasyid ingin kurus.." tiba2 Rasyid berbicara
"Lah, kenapa nak?"
"Temen2 Rasyid, ngejek Rasyid Gembul terus..."Akhirnya, Rasyid mengadukan hal tersebut kepada Mamanya
"Kan mereka hanya bercanda."
"Bercanda sih bercanda, tapi jangan sampai segitunya kale.."
"Ya udah, ntar di rumah, Mama mau kasih tau kamu dampak positive dari ejekkan kamu.." ucap Mama tegas. Di dalam perjalanan menuju ke rumah, Rasyid hanya bisa diam.
Setelah sampai di rumah..
"Rasyid, ayo ke kamar sebentar.." ajak Mamanya. Rasyid pun hanya menurut ajakkan Mamanya.
"Sini, duduk di kasur.."
"Ada apa sih ma?"
"Kamu kok baru bilang ejekkan itu sekarang?"
"IIhh, mama, lagian mereka kan hanya bercanda.."
"Kalau mereka hanya bercanda,kenapa kamu mesti marah?"
"Lama2 kan jadi marah ma kalau di ejek kayak gitu terus,,"
"Rasyid, kamu tau nggak, dulu waktu mama SMA, mama itu terkenal loh sampai satu sekolah"
"Wah, kok bisa?"
"Yaiyalah, Mama itu waktu SMA, kuruss banget. Makanya Mama di ejek Mbok Krempeng. Awalnya sih Mama marah, tapi lama2 Mama gak terlalu banyak komentar. Malahan ada temen Mama yang nyebarin ejekkan itu keseluruh sekolah. Eh, tiba2 Mama jadi terkenal. Apalagi penjual kantin di sekolah, jadi kenal sama Mama. Nah, sejak mendapatkan ejekkan itu, Mama malahan jadi bangga. Hmp... Kamu udah ngerti kan apa yang mama maksud"
"OOh,, jadi,, gituh.." Rasyid hanya ber oh. Dia terdiam sejenak
"Jadi bagaimana Ras?"
"Ia deh ma, Rasyid gak marah lagi.." ucap Rasyid yang kini mulai senang. Mamanya pun lega karena Rasyid mau menerima hal tersebut.


Setelah berminggu-minggu Rasyid di ejek dengan panggilan si Gembul, akhirnya dia terkenal juga. Bukan cuma penjual2 yang ada di kantin yang mengenalnya, malahan wali murid di SD nya pun ikut mengenalnya.. Suatu hari, Ia bergumam dalam hati..
"Ini berkat Mama. Makasih ya ma... ILOVEYOUSOMUCH"


Udah ya ceritanya, capek nih ngetik mulu. Pengen BOBOK...
See You


Kira2 inilah amanat yang terkandung dari cerita di atas
"Janganlah kamu merasa tertutup atas kekurangan mu. Karena dibalik Kekuranganmu, pasti ada juga keuntungan dan kelebihannya"

Cinta Bunda

"Uhuk..." terdengar suara batuk Bunda dari ruang tamu. Suara Bunda juga hampir serak..
"Rasti, ambilkan bunda air nak.." ucap Bunda lirih kepada anak semata wayangnya, Rasti
"Iya Bun, tunggu sebentar.." kata Rasti lalu keluar dari kamar dan segera menuju ke dapur.
"Air hangat kuku ya nak.." ucap Bunda lagi. Setelah mengambil air untuk Bunda minum, Rasti segera menghampiri Bunda.
"Bunda kok jam segini masih meronce, udahlah Bun." tegur Rasti.
"Roncean Bunda sudah dipesan dan harus selesai besok siang nak, ini juga sebentar lagi sudah selesai, ayolah kamu belajar lagi, udah jam 21.00 malam ya, kalau udah kamu tidur aja ya nak" kata Bunda kepada Rasti.
"Tapi Bun, Bunda janji kan akan merayakan hari ulang tahun Rasti yang ke-17, iya kan Bun,,,?" paksa Rasti sekaligus bertanya.
"Iya nak, kan Bunda udah janji. Yang penting, kamu sekarang harus tidur ya.."jawab Bunda. Mendengar jawaban Bunda, dengan semangat Rasti pergi ke kamarnya untuk tidur. Dia sudah berangan-angan saat ulang tahunnya besok.
Pagi hari...
"Bunda, Rasti kesekolah dulu ya..." pamit Rasti kepada Bunda. Wajahnya terlihat sangat semangat.
"Iya nak, hati-hati dijalan" kata Bunda lalu mencium kening Rasti..
Siang hari, Bunda masih juga meronce.. "Uhuk....Uhuk.." Bunda terbatuk lagi. Bunda segera mengambil air minum di dapur. Setelah cukup minum, Bunda melanjutkan meroncenya..
Setelah setengah jam meronce, akhirnya, roncean pesanan Bu Anti selesai juga.
"Alhamdullilah.." ucap Bunda.
"Tin...Tin.." terdengar suara klakson mobil Bu Anti.
"Assalamuallaikum Bu." sapa Bu Anti lalu memasukki rumah Bunda.
"Waalaikumsalam, mau mengambil ronceannya ya Bu.." balas Bunda
"Iya Bu, semua ronceannya ada 2 lusin kan..?" tanya Bu Anti
"Iya Bu, ngomong2, roncean sebanyak ini untuk apa?"
"Untuk dibagikan kepada anak yatim piatu Bu. Ya sudah, semua harga roncean berapa Bu?''
"Hmp.... 1 Roncean ini 20.000.. jadi kalau 20.000 dikali dengan 24 total semuanya 480.000 Bu"
"Ini Bu duitnya" kata Bu Anti sambil memberikan uang kepada Bunda
"Alhamdullilah,, terimakasih Bu.."
"Terimakasih kembali. Saya pamit dulu ya, Assalamuallaikum.."
"Waalaikumsalam.."
Bunda sudah mendapatkan sebuah uang yang cukup untuk kebutuhan hidupnya. Sebenarnya Bunda dan Rasti tidak miskin, tetapi mereka adalah keluarga sederhana yang suka menghemat uang untuk kehidupan yang akan datang.
"Aku mau menghitung tabunganku dulu.." gumam Bunda. Bunda segera pergi ke kamar, dan membuka lemari untuk membuka brangkas uang yang berbentuk seperti kotak. Bunda menghitung sejumlah uang yang ada di brangkas... setelah menghitung, ternyata hasilnya adalah 1.200.000 dan di tambah dengan 480.000
Jadi total semua uang Bunda adalah 1.680.000..
"Alhamdullilah,, hmp.. Oh iya, untuk ulang tahun Rasti bagaimana ya... Hmp, karena aku sudah janji, jadi aku harus menepatinya.." gumam Bunda. Ia bergegas untuk membeli kue ulang tahun yang ada di sebelah rumahnya. Setelah membeli kue, ia juga membeli perlengkapan ulang tahun..
Setelah selesai membeli perlengkapan tersebut, Bunda segera menghias rumahnya yang sederhana, menjadi seperti rumah yang megah.
"Semoga saja Rasti senang.." tutur Bunda setelah selesai menghias rumahnya.
Dua jam telah berlalu. Terlihat dari jendela Rasti sudah datang dan sudah membawa segerombolan kawannya..
"Bunda, Rasti pulang" ucap Rasti, saat dia masuk kedalam rumah dia terkejut melihat suasana rumahnya yang sangat indah. Sudah terpasang hiasan2 dinding, dan juga meja bundar yang diatasnya terletak sebuah kue yang berukurang sedang.
"Selamat ulang tahun ya nak..." ucap Bunda sambil mencium pipi Rasti.
"Iya Bun,, i love you.." kata Rasti
"So sweet..." tutur kawan-kawa Rasti serempak...
Suasana di rumah Rasti menjadi ceria. Tetapi, keceriaan itu telah dihasilkan dari Cinta Bunda kepada Rasti. Bunda, meskipun sedang tidak enak badan, masih juga mampu meronce manik2 sampai tengah malam demi Rasti. Ia rela berkorban demi anak semata wayangnya itu..
Jadi buat para pembaca, jangan pernah meremehkan cinta Bunda kalian, karena Cintanya itu sangat berarti bagi kehidupan kita. Bunda juga adalah penenang hati kita. Misalkan Bunda sudah tiada nanti, tetapi Bunda selalu berkata bahwa Bunda selalu di samping anaknya..


Okeh, sampai disini dulu ya,,,
See You...

Mantra Pemuja Setan? Apa Iya?..

Hai semuanyaq, ketemu lagi nih... okeh... udah tau apa yang akan dibahaskan.. liat judul diatas..
Apa iya, lagu "Asereje" yang dinyanyikan Last Ketchup adalah lagu mantra pemuja setan. Biar ada yang ngerti, Cori mau membuat uraiannya menjadi sebuah cerita, oke, simak ya... ;)


Siang hari
"Asereje, aha, reje, blablababla..." suara alunan lagu itu terdengar dari kamar mbak Rasya, waktu aku mendengar lagu itu, jadi keinget nih ama sebuah berita, kalau lagu itu adalah mantra pemuja setan. Hmp, samperin mbak aja deh..
Aku pun menuju kamar mbakRasya yang bersebrangan dengan kamarku.
"Ceklek (suara orang buka pintu)" Aku pun membuka pintu kamar mbak Rasya, dan Aku juga melihat mbak Mita sedang joged2 dengerin tuh lagu, mulai deh sintingnya keluar..
"Mbak, stop..stop.." ujarku kepada mbak Rasya
"Wah, ada si gembul, kenapa neng?"
"Mbak taukan, lagu asereje itu adalah lagu pemuja setan.."
Saat aku berkata seperti itu, Mbak Mita langsung cepat2 mematikan tape recordernya..
"Masa' iya?"
"Aku liat di On The Spot T7 mbak.."
"Ih, serem,, emangnya kenapa bisa jadi mantra pemuja setan?" tanya mbak itu. Aku pun segera menuju kasur mbak Mita.
"Duduk dulu mbak,," kataku, lalu aku melanjutkan perbincangan "Last Ketchup kalau gak salah berasal dari Spayol, mungkin ya mbak. Naah, orang Spanyol gak mengerti apa arti lagu Asereje dan seterusnya. Setelah muncul kabar itu, lalu orang eropa mengatakan bahwa ada salah satu kalimat reff lagunya yang berarti mantra pemuja setan. Maka sejak itu, orang2 Spanyol dan sekitarnya gak mau lagi memperdengarkan lagu berikut. Padahal lagunya seru.." ucap ku panjang lebar
"Oh gitu, tapi mbak gak percaya.. kalau gembul percaya?" tanya mbak Rasya
"Ya enggak dong mbak.." jawabku
"Tapi mbul, kalau lagu ACDC yang dinyanyikan ama S9B itu gimana?" tanya mbak Mita lagi
"IH, ya enggak dong. ACDC kan singkatan dari,, hmp... kalau gak salah itu singkatan dari Antara Cinta Dan Cerita.." jawabku
"Memang pinter ya kamu mbul,,, haha" kata mbak sambil mencubit pipiku yang gembul.. oh ya, aku dibilang gembul karena pipiku ini memang gembul, padahal nama ku Cori (ih, kenyataannya enggak, cori yang nulis itu kurus... hahaha)


Percaya atau enggak, kalau aku gak percaya, padahal lagunya Asyik, yaudah ya... 
See You

Kamis, 15 Desember 2011

DENGKI

"Hiks... Aku gak mau kalah" suara tangisan itu memekakkan telingaku. Oh ya, yang nangis itu adikku, Naya. Dia  nangis cuma gara-gara temannya, Serly menang dalam lomba mewarnai. Ada-ada aja tuh anak..
"Adek, kamu gak boleh dengki... Kita harus sportif dalam kekalahan. Karena di setiap perlombaan pasti ada yang menang dan kalah. Inget ya, dengki itu bisa menghilangkan amal kebaikkan kita, sama saja seperti api melahap kayu.." nasihat ku kepadanya, daripada dia nangis melulu. Soalnya cuma Aku dan Naya yang ada di rumah, Mama sedang berada di warung. Aduh, pusing 100 keliling kalau nih anak nangis
"Kak Nayla gak usah ceramah. Bodoh ah." ujarnya lalu pergi menuju kamar. Eleh... nih anak di nasihatin malah marah.. Sabar Nayla, sabar... -_-
Setelah beberapa menit akhirnya tangisan Naya hilang juga, hilang sendiri nangisnya, ajaib memang ntu anak, tapi syukur deh,, hahahaha...
"Assalamuallaikum.." kata seseorang dari balik pintu.
"Waalaikumsalam" jawabku, ternyata Mama baru pulang dari warung.
"Nayla, letakkan belanjaan ini ke dapur, si Naya mana?" kata Mama
"Oh, iya Ma, kalau Naya baru selesai ngambek tuh, biasalah, anak kecil." jawabku sambil membawa barang belanjaan ke dapur. Setelah itu Aku kembali mendekati Mama.
"Kenapa nangis?" tanya Mama
"Gini loh Ma, Naya kan ikut lomba mewarnai, terus, tadi di sekolahnya udah diumumkan siapa yang menang. Ternyata yang menang itu Serly, temennya Naya, sementara Naya gak dapat juara, yaudah, nangis deh."
"Wah, sejak kapan Naya diajarkan iri seperti itu, kamu ya" ujar Mama kepadaku
"Enak aja, Nayla ini kan kakak yang baik Ma, mana mungkin kan.." balas ku gak terima. Enak aja Aku ngajarin sifat iri dan dengki sama Naya.
"Sekarang Nayanya di mana?"
"Tuh, lagi dikamarnya..."
Mama pun segera menuju kamar Naya, dan Aku menyusulnya. Yang anehnya, saat Mama datang tangis Naya malah muncul lagi..
"Loh, kok nangis lagi?" tegurku. Manja.. dasar anak Manja...
"Udah, kamu gak boleh dengki..." kata Mama menenangkan Naya
"Biarin, Naya mau kasih pelajaran buat Serly.."
"Kok gitu, kan sudah terbukti dia yang menang... Naya, gak boleh.. kayak gitu"
"Tapi, Naya gak dapat hadiah.."
"Okelah, nanti malem kita jalan-jalan ke Kidzania" rayu Mama. Rayuan itu membuat wajah Naya yang tadinya kayak orang yang keselek biji durian (apa hubungannya ama biji durian) berubah menjadi orang yang nerima rejeki.. Senyunya ituloh.... Grrrr,, dasar ini anak, bisanya cari perhatian mulu... dasar ya.
Akhirnya, malam sehabis shalat magrib, Kami bertiga segera menuju kidzania... Setelah sampai di kidzania, Naya langsung semangat 45, tapi aku juga dong.. Hahaha...
yaudah deh, udah dulu ya ceritanya...
See You...

Dengki atau Hasad adalah salah satu Akhlak tercela atau akhlak Mazmumah.
Rasulullah S.A.W bersabda
"Hindarilah olehmu daripada hasad (dengki), sebab hasad (dengki) itu membinasakan segala amal kebaikkan, sebagaimana api membakar kayu." (H.R. Abu Dawud)

Itulah yang gak boleh kita tiru... bye..bye,..

Lasmi, seorang gadis kecil berumur 8 tahun yang tinggal di sebuah gubuk kecil bersama Kakek dan Neneknya. Dia tidak bisa sekolah, karena kehidupan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi. Ayah dan Ibunya pergi merantau dan tak pulang2, sehingga Lasmi dititip oleh Nenek dan Kakeknya. Sekarang dia membantu Neneknya menjual getuk, sedangkan Kakeknya berprofesi sebagai tukang sol sepatu.
Sebetulnya, Aku sudah pernah mengenalnya, yaitu pada saat Ibuku berlangganan getuk kepadanya. Ya,, tapi Lasmi tak lagi muncul, tak tahu kenapa dia tak berjualan getuk lagi. Aku merasa bingung..

Minggu pagi, jam 09.15
"Ya ampun, busnya lama sekali..." desahku sambil mentapa jam tanganku. Sekarang sudah pukul 09.15, sementara belajar tambahannya di mulai jam 09.35.. Huh,, Aku mulai menyesal bangun telat. Untuk apa apa aku berdiam diri di halte ini cuma untuk menunggu bus yang kadang-kadang datangnya tak tepat waktu.
Tiba-tiba, datang seorang gadis kecil berpakaian lusuh sambil membawa nampan.
"Siapa ya, perasaan pernah liat." gumamku dalam hati. Aku berpikir kerasa untuk mencari tau siapa gadis itu, Oh ya, Aku baru ingat, Gadis itu Lasmi..
"Lasmi.." sapa ku kepadanya
"Iya mbak Wid, lama gak ketemu" balasnya
"Kamu itu loh, kemana aja?"
"Kakek sakit mbak Wik, asma Kakek kambuh. Jadi Lasmi harus menjaga Kakek. Sedangkan Nenek masih berjualan getuk. Tapi alhamdullilah, Kakek udah sembuh kok mbak" ucapnya
OOh,, Aku baru mengerti mengapa Lasmi jarang menampakkan batang hidungnya. Ternyata ini penyebabnya. Tiba-tiba, bus jemputan sekolah ku datang di halte ini
"Lasmi, mbak Wik ke sekolah dulu ya." pamit ku kepadanya. Dia hanya menganggukan kepala sambil menyunggingkan senyum kecil. Aku berjalan ke bus lalu mengambil tempat duduk yang kosong.
"Huh, untung aja masih jam 09.23" ucapku sambil melihat jam tangan. Buspun meninggalkan halte yang berada di perumahan rumahku.
Setelah selesai belajar tambahan, Aku langsung memilih menaiki Angkot biru. Ya ampun, Aku menyesal telah menaiki Angkot ini, penuh sesak,... Grrrr.,...
Setelah sampai di rumah dan terbebas dari kesesakkan angkot
"Assalamuallaikum" kataku sambil membuka pintu rumah
"Waalaikum salam Wid" jawab Ibu. Kulihat suasana di rumah sepi, Ayah kemana ya
"Bu, Ayah kemana?" tanyanku kepada Ibu
"Oh, Ayahmu toh. Tumben nanya, biasanya gak peduli" sindir Ibu.. Ya ampyun.. capedeh boo
"Aduh, lagi serius malah main2. Oh ya bu, tadi Wid ketemu Lasmi di halte"
"Kok bisa, memangnya dia kemana aja. Dari seminggu yang lalu ibu gak lihat"
"Kakeknya sakit Bu." Jawabku. Percakapan terhenti saat aku mau masuk ke dalam kamar.
Huhf.... capek sekali setelah beberapa jam belajar tambahan. Hmp.. besok hari Senin, Aku ingat, hari senin dan hari selasa itu sekolah ku libur, karena ada acara penting di sekolah ku... yes.. tapi, apa yang harus aku kerjain selama dua hari libur.. Hmp.. lebih baik, aku telpon kembar dempet ku di sekolah aja deh... Sindi..
Handphone ku mana ya.. oh ya, ada di dalam tas. Setelah mengambil Handphone, aku pun mulai menelpon Sindi
Akhirnya, Sindi pun mengangkat telepon
Sindi: "Assalamuallaikum..."
Aku: "Waalaikum Salam.."
Sindi: "Kenapa Wid, ada masalah apa?"
Aku: "Gak ada masalah apa-apa kok, hmp.. aku mau nanya nih, besok aku boleh gak main ke rumah kamu?"
Sindi: "Wah, maaf Wid, aku gak bisa. Aku mau menjenguk nenekku di rumah sakit. Oh ya, aku juga punya jadwal kosong, hari selasa. Gimana hari selasa aja"
Aku: "Oh, gitu.. Boleh boleh, hari selasa aku ke rumah kamu ya. Jam berapa?"
Sindi: "Jam 10.00 pagi sampai 13.00 siang aja ya. Tapi Ibu mu boleh?"
Aku: "Nanti kutanyakan. Ya sudah, makasih ya Sin.. Assalamuallaikum"
Sindi: "Waalaikum Salam"
Telepon pun terputus.. namun..
"Iya Wid, kamu boleh kok kerumah sindi" kata Ibu yang sedang berdiri di ambang pintu kamarku
"Walah bu, jadi Ibu nguping?" tanya ku terkejut
"Hehe,,,, udah ah,, ayo makan siang dulu."
Aku langsung beranjak dari kasur, lalu pergi menuju ruang makan.
Malam pun tlah tiba (Aneh ya.. dari siang ngeloncat ke Malam..). Aku hanya mendengarkan musik lewat MP3 playerku di kamar. Setelah cukup lama mendengarkan lagu, aku pun akhirnya terlelap sendiri #langsung molor.... -_-#
Senin pagi yang cerah...
Hoam... pagi semua #eh wid, ngomong ama siapa?#.. Hmp.. males, itulah yang kurasakan setiap hari libur.. Aneh tapi nyata ya... ckckck.. jadi keinget kata2 nenek nih. Kalau anak gadis itu subuh-subuh udah harus bangun kalau hari libur. Bantu-bantu bereskan rumah, kalau enggak, ntar jodohnya di cari ampe ke negri cina. Gak nyambung kan perkataan nenek.. Aneh tapi nyata.. gak usah dipercaya bagi yang baca.
Hmp.. dari pada bosen gini, mendingan mandi.. Aku pun segera menuju kamar mandi, lalu, cebar...cebur.. #gitu tuh suasana penulis kalau lagi mandi. Sangar,,,#..
Setelah selesai mandi, aku langsung memilih baju yang pas untuk senin ini. Mmmh... Kaus warna merah dengan lengan panjang, dan celana santai panjang warna putih #kaya warna bendera aja. Merah putih#.. Lalu, setelah itu, aku keluar kamar dan menuju keluar rumah. Mumpung Ibu gak liat. Aku langsung berjalan santai melihat rumah-rumah di perumahan ini. Tapi, lagi-lagi, aku melihat Lasmi yang sedang membawa nampan di atas kepalanya. Dia juga berteriak
"Getuk.. Getuk.." Aku salut dengan Lasmi, pagi-pagi gini udah mulai jualan. Patut dicontoh tuh.. ckckckck... malu deh aku, lebih tua daripada Lasmi, juga lebih pemalas daripada Lasmi.. Hahahaha... Akhirnya, Aku menyapanya.
"Hai Lasmi, apa kabar..."
"Baik mbak Widya. Tumben pagi-pagi udah jalan santai, apa gak bantu-bantu Ibu di rumah?"
"Hahaha... nyari udara Las.. Kamu masih jualan getuk toh, Ibu mbak mau beli tuh, dari kemarin dia mencari-cari. Ayolah mampir ke rumah"
"Oh, yo wis toh mbak, ayo..."
Lasmi mengikuti langkahku. Dia begitu bersemangat hari ini.
Setelah sampai rumah..
"Assalamuaaliakum.. Bu, ada Lasmi" panggilku
"Waalaikumsallam.. Eh Widya, kamu kok gak bantu pagi-pagi, cepat cuci piring sana. Dasar anak ini" kata Ibu. Aku hanya tersenyum malu-malu lalu segera menuju ke dapur untuk mencuci piring. Sementara Ibu berbincang-bincang dengan Lasmi.
Setelah selesai mencuci piring, aku langsung menuju ruang tengah untuk menonton TV, mumpung pekerjaanku udah selesai. Lalu, Ibu menghampiriku.
"Kamu besok jadi kan ke rumah Sindi?" tanya ibu
"Iya Bu" jawab ku singkat. Setelah berbincang-bincang tidak penting dengan Ibu, Aku langsung pergi lagi keluar rumah. Karena bosan hanya di rumah terus. Setelah berjalan-jalan sebentar, Aku ingin pulang kembali ke rumah, namun hujan turun dengan tiba-tiba. Tak ada jalan lain, aku berteduh di sebuah gang kecil. Hufh,,, bebas deh dari hujan. Suasana di gang kecil itu sepi, tapi biarlah..
Tiba-tiba, terdengar suara langkah sepatu. Saat ku toleh kebelakang, ampun...  ada preman. Hati ini bergetar banget. Kaku dan tak bisa lari. Preman itu mendekat ke arahku..
"Hai neng, sendirian aja nih" katanya mencagilku.. Sumpah, wajahnya bejad banget, rambut gondrong, ada anting-anting pula... Sinting...
"Maaf bang, aku gak punya apa-apa.." kataku. 1..2..3.. lari, tapi.. gak bisa, tanganku udah di tarik ama si preman sialan itu...
"Tolong-tolong.." kataku sambil menangis...
"Hahahaha,, di gang ini sepi,,, gak ada yang bisa menolong elu neng,,,"
"Diem lu... tolong..tolong" aku berteriak, wajah preman itu medekat ke wajahku,,, namun... Gebruk..
"Eh bang, jadi cowok jangan pernah ngerendahin harga diri cewek. Kalau merasa cowok, sini, tanding sama aku" kata seseorang yang sudah suksesnya menedang kepala si preman bejad itu. Lasmi... apa... itu Lasmi..
"Lasmi, jangan las,,,, bahaya" kataku kepada Lasmi...
Namun, pertengakaran sengit antara Lasmi dan preman itu. Tapi Lasmi bisa menahan tinjuan dari si preman... Bedepak... wajah si preman berhasil di tabok ama Lasmi... lalu bedepak... perut si preman berhasil juga di tinju ama Lasmi..
"Ampun neng... Ampun.." kata si preman lalu meninggalkan Aku dan Lasmi. Sementara Lasmi masih dengan nafas ngos-ngosan..
"Makasih Lasmi.." kataku sambil memeluknya,,
"Sudah mbak, kita duduk di bangku itu dulu yok" katanya. Lalu dia kembali berkata
"Mbak kenapa ada di gang ini. Gang ini bahaya mbak, untung aja premannya masih satu, bukan 5 ama anggota-anggotanya..."
"Mbak nggak tau Las.." kataku yang masih menangis
"Udah mbak, gak usah nangis, sekarang kita pulang ke rumah mbak aja"
"Tapi Las, kok kamu punya ilmu silat kayak gitu?"
"Kakek yang ngajarin mbak. Kakek kan sebenarnya keturunan Betawi mbak. Yaudah, pulang yok" Aku terpaku mendengar perkataannya itu... gak mungkinkan.. tapi, aku percaya..
Setelah sampai dirumah, Ibu menyambut kami dengan wajah cemas..
"Widya, Lasmi,, kenapa kalian.. kok Widya nangis?" tanya Ibu cemas. Akhirnya, Aku dan Lasmi menjelaskan hal yang kami alami tadi kepada Ibu. Setelah mendengar itu, Ibu hanya geleng2 kepala. Dan memberiku nasihat agarf menjaga diri baik-baik. Ibu juga memberi Lasmi uang Rp 100.000,- rupiah. Dengan senang hati Lasmi menerimanya.
Aku sangat berterimakasih kepada Lasmi atas jasa-jasanya..

Terimakasih Lasmi, juga dengan jasa-jasamu, sudah membuktikan bahwa orang yang rendah derajatnya juga pasti mempunyai kemampuan yang tinggi. Dan juga para pembaca, jangan pernah menganggap remeh dengan orang yang rendah derajatnya dari kalian..

See You..