Jumat, 16 Desember 2011

Cinta Bunda

"Uhuk..." terdengar suara batuk Bunda dari ruang tamu. Suara Bunda juga hampir serak..
"Rasti, ambilkan bunda air nak.." ucap Bunda lirih kepada anak semata wayangnya, Rasti
"Iya Bun, tunggu sebentar.." kata Rasti lalu keluar dari kamar dan segera menuju ke dapur.
"Air hangat kuku ya nak.." ucap Bunda lagi. Setelah mengambil air untuk Bunda minum, Rasti segera menghampiri Bunda.
"Bunda kok jam segini masih meronce, udahlah Bun." tegur Rasti.
"Roncean Bunda sudah dipesan dan harus selesai besok siang nak, ini juga sebentar lagi sudah selesai, ayolah kamu belajar lagi, udah jam 21.00 malam ya, kalau udah kamu tidur aja ya nak" kata Bunda kepada Rasti.
"Tapi Bun, Bunda janji kan akan merayakan hari ulang tahun Rasti yang ke-17, iya kan Bun,,,?" paksa Rasti sekaligus bertanya.
"Iya nak, kan Bunda udah janji. Yang penting, kamu sekarang harus tidur ya.."jawab Bunda. Mendengar jawaban Bunda, dengan semangat Rasti pergi ke kamarnya untuk tidur. Dia sudah berangan-angan saat ulang tahunnya besok.
Pagi hari...
"Bunda, Rasti kesekolah dulu ya..." pamit Rasti kepada Bunda. Wajahnya terlihat sangat semangat.
"Iya nak, hati-hati dijalan" kata Bunda lalu mencium kening Rasti..
Siang hari, Bunda masih juga meronce.. "Uhuk....Uhuk.." Bunda terbatuk lagi. Bunda segera mengambil air minum di dapur. Setelah cukup minum, Bunda melanjutkan meroncenya..
Setelah setengah jam meronce, akhirnya, roncean pesanan Bu Anti selesai juga.
"Alhamdullilah.." ucap Bunda.
"Tin...Tin.." terdengar suara klakson mobil Bu Anti.
"Assalamuallaikum Bu." sapa Bu Anti lalu memasukki rumah Bunda.
"Waalaikumsalam, mau mengambil ronceannya ya Bu.." balas Bunda
"Iya Bu, semua ronceannya ada 2 lusin kan..?" tanya Bu Anti
"Iya Bu, ngomong2, roncean sebanyak ini untuk apa?"
"Untuk dibagikan kepada anak yatim piatu Bu. Ya sudah, semua harga roncean berapa Bu?''
"Hmp.... 1 Roncean ini 20.000.. jadi kalau 20.000 dikali dengan 24 total semuanya 480.000 Bu"
"Ini Bu duitnya" kata Bu Anti sambil memberikan uang kepada Bunda
"Alhamdullilah,, terimakasih Bu.."
"Terimakasih kembali. Saya pamit dulu ya, Assalamuallaikum.."
"Waalaikumsalam.."
Bunda sudah mendapatkan sebuah uang yang cukup untuk kebutuhan hidupnya. Sebenarnya Bunda dan Rasti tidak miskin, tetapi mereka adalah keluarga sederhana yang suka menghemat uang untuk kehidupan yang akan datang.
"Aku mau menghitung tabunganku dulu.." gumam Bunda. Bunda segera pergi ke kamar, dan membuka lemari untuk membuka brangkas uang yang berbentuk seperti kotak. Bunda menghitung sejumlah uang yang ada di brangkas... setelah menghitung, ternyata hasilnya adalah 1.200.000 dan di tambah dengan 480.000
Jadi total semua uang Bunda adalah 1.680.000..
"Alhamdullilah,, hmp.. Oh iya, untuk ulang tahun Rasti bagaimana ya... Hmp, karena aku sudah janji, jadi aku harus menepatinya.." gumam Bunda. Ia bergegas untuk membeli kue ulang tahun yang ada di sebelah rumahnya. Setelah membeli kue, ia juga membeli perlengkapan ulang tahun..
Setelah selesai membeli perlengkapan tersebut, Bunda segera menghias rumahnya yang sederhana, menjadi seperti rumah yang megah.
"Semoga saja Rasti senang.." tutur Bunda setelah selesai menghias rumahnya.
Dua jam telah berlalu. Terlihat dari jendela Rasti sudah datang dan sudah membawa segerombolan kawannya..
"Bunda, Rasti pulang" ucap Rasti, saat dia masuk kedalam rumah dia terkejut melihat suasana rumahnya yang sangat indah. Sudah terpasang hiasan2 dinding, dan juga meja bundar yang diatasnya terletak sebuah kue yang berukurang sedang.
"Selamat ulang tahun ya nak..." ucap Bunda sambil mencium pipi Rasti.
"Iya Bun,, i love you.." kata Rasti
"So sweet..." tutur kawan-kawa Rasti serempak...
Suasana di rumah Rasti menjadi ceria. Tetapi, keceriaan itu telah dihasilkan dari Cinta Bunda kepada Rasti. Bunda, meskipun sedang tidak enak badan, masih juga mampu meronce manik2 sampai tengah malam demi Rasti. Ia rela berkorban demi anak semata wayangnya itu..
Jadi buat para pembaca, jangan pernah meremehkan cinta Bunda kalian, karena Cintanya itu sangat berarti bagi kehidupan kita. Bunda juga adalah penenang hati kita. Misalkan Bunda sudah tiada nanti, tetapi Bunda selalu berkata bahwa Bunda selalu di samping anaknya..


Okeh, sampai disini dulu ya,,,
See You...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar